Sabtu, 29 September 2012

Konsep Aliran Sintaksis


Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
            Setiap aliran linguistic atau teori linguistic mempunyai cara pandangan tersendiri terhadap bahasa. Cara memandang dan menelaah bahasa antara aliran atau teori linguistic yang satu berbeda dengan aliran atau teori yang lain aliran tradisional mempunyai konsep sendiri dalam memahami dan menelaah bahasa. Demikian juga dengan aliran-aliran linguistic lainnya, seperti aliran structural, takmemik, dan transformasi aliran-aliran lingustik itu juga mempunyai konsep tersendiri dalam memahami dan menelaah bahasa. Konsep inilah yang menyebabkan adanya cara menganalisis sintaksis yang berbeda.
            Setelah anda memahami dan menguasai makalah ini diharapkan anda akan memperoleh dua manfaat, yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis. Manfaat teoritis berupa semakin meningkatnya pengetahuan anda mengenai berbagai teori sintaksis dan cara penguraiannya serta sekaligus untuk mengembangkan teori tersebut berdasarkan data bahasa yang anda jumpai. Manfaat praktis yang anda dapatkan ialah kemampuan anda membedakan berbagai model analisis sintaksis dan kemampuan menerapkan model analisis sintaksis dalam pengajaran bahasa.
B.     Masalah
1.      Bagaimana aturan konsep aliran-aliran yang terdapat di dalam sintaksis?
2.      Bagaimana cara menganalisis kalimat berdasarkan konsep aliran masing-masing tersebut?

C.    Tujuan
1.      Agar kita mengetahui dan bias membedakan cirri-ciri disetiap aliran tersebut.
2.      Agar kita bisa lebih menguasai di dalam proses penganalisisan kalimat berdasarkan konsep aliran tersebut.
Bab II
Pembahasan
A.    Kajian Teori
1.      Konsep Aliran Tradisional
Dalam sejarah perkembagan ilmu bahasa. Aliran Tradisional merupakan aliran pertama yang paling awal muncul sebelum aliran-aliran lainya. Sebagai aliran yang pertama, aliran ini banyak diwarnai oleh pemikiran pilsafat hal Ini tidak mengherankan karena cikal bakal aliran tradisional ada saat berkembangnya ilmu filsafat. Dengan demikian, sangat wajar cikal bakal aliran ini dihasilakan dengan oleh aliran pilsafat yaitu Plato yang pertama kali membicarakan tentang bahasa dengan mengemukakan dua konsep jenis kata, ini selanjutnya berkembang pesat dan menjadi cirri aliran tradisional. Namun kerangka piker dalam menelaah jenis kata masih dipengaruhi oleh cara berpikir filsafat permasalahan itulah yang akan dibahas lebih lanjut.

Sebagaimana dinilai para ahli bahasa, aliran ini didasarkan atas hasil studi bahasa yang umumnya dikenal sebagai perspektif student sehingga tata bahasanya disebut perspektif grammer. Inti dari tata bahasa perspektif ini adalah menghakimi benar salah pemakaian bahasa. Setiap berbahasa dan dimana pun tempatnya harus sesuai dengan kaidah bahasa yang telah ditetapkan. Apabila tidak, akan diyatakan salah, bila sesuia akan diyatakan benar. Dalam hal ini akan terasa benar kedudukan asli tata bahasa sebagai penguasa karena mereka membuat bahasa.

Salah satu ciri yang menonjol adalah mengutamakan kajian pada penjenisan kata. Hal ini dapat dibuktikan dari awal perkembangan hal ini dapat dibuktikan dari awal perkembangan melalui pendapat Plato yang membagi jenis kata bahasa yunani manjadi dua yaitu onoma dan rhema, dan kemudian muridnya, yaitu Aristoteles menambah satu golongan lagi sydesmos tradisi penjenisan kata ini dilanjutkan lagi Dyomsius Thrax yang membagi jenis kata menjadi delapan, yaitu (1) kata benda, (2) kata
ganti, (3) kata sifat, (4) kata kerja, (5) kata depan, (6) kat sambung, (7) kata keterangan, (8) kata seru.

Ciri lain yang juga cukup menonjol adalah senang bermain devinisi dirumuskan secara filsafat. Cirri ini merupakan pengaruh dari cara berfikir deduktif. Semua istilah didefinisikan baru kemudian diberi contoh. Berikut ini beberapa contoh definisi yang dikemukakan oleh tokoh aliran tradisional.

1.             Kata benda adalah kata yang dipakai untuk menamai seseorang atau sesuatu.
2.             Kata ganti ialah kata yang dipakai untuk menerangkan kata benda atau padanan kata benda
3.             Kata sifat adalah kata yang dipakai untuk menerangkan kata benda.
4.             Kata depan adalah kata yang ditempatkan di depan kata benda atau pada kata benda untuk menunjukkan hubungan antara orang atau sesuatu yang disebut dalam kata benda itu dengan sesuatu yang lain.
5.             Kata penghubung adalah kata yang dipakai untuk menghubungkan kata-kata atau frasa-frasa atau anak kalimat dengan anak kalimat lainnya.
6.             Kata keterangan adalah kata yang dipakai untuk menerangkan jenis kata apasaja selain kata benda atau kata ganti.
7.             Kata seru adalah kata atau bunyi yang disisip[kan dalam kalimat untuk menyatakan perasaan tertentu dari fikiran.
8.             Kata kerja adalah kata yang dipakai untuk menyattakan sesuatu tentang seseorang atau sesuatu.
Bukan hanya jenis kata saja yang diberlakukan demikian. Kalimat juga diberi sebagai ungkapan yang menyatakan pikiran yang lengkap dan memiliki subjek dan predikat. Dengan sendirinya, analisis kalimat dengan menggunakan pendekatan tradisional akan menghasilkan deskripsi jabatan kalimat, seperti subjek, predikat, dan objek. Analisis semacam ini sampai sekarang masih digunakan bahkan pada umumnya akan menggunakan cara analisis modern tradisional saat berhadapan dengan kalimat. Berikut ini contoh analisis kalimat dengan model tradisional.
1.             Dia         adalah adik saya
 S                     P
2.             Anisah         menjadi mahasiswa teladan
    S                                  P
3.             Wajahnya            sangat cantik
      S                             P
4.             Tempat ini            cukup aman
      S                             P
5.             Anaknya            sedang berenang
     S                                P
6.             Dian            membeli          sabun mandi
   S                    P                          O
7.             Kami          sedang menulis           buku
   S                          P                        O
8.             Hari ini       kita       akan belajar       bahasa Indonesia
   K               S                P                          Pel
9.             Dia        sedang pergi       ke Surabaya
  S                   P                        K
10.         Petani itu       akan pergi      ke sawah
     S                      P                    K
2.      Konsep aliran struktur
Menurut Ferdinand De Saussure dengan bukunya Course De Linguistique Generale (1916). Dia adalah bapak structural dengan teori-teorinya, ia mendobrak tradisi linguistic tradisional menjadi linguistic modern.  Di samping dia, pada perkembangan selanjutnya, anda tentu juga pernah mendengar atau membaca nama Bloomfield. Dia satu diantara tokoh structural Amerika yang terkenal dengan pengaruh dalam menentukan arah structural. Pikiran-pikirannya banyak dijadikan dasar pengenbangan konsep-konsep kebahasaan berikutnya.
Gramatgikal structural memandang bahasa terdiri atas satuan-satuan. Satuan-satuan teersebut terbagi menjadi 2 golongan, yaitu:
A.    Fonologi
1.         Fon
2.         Fonem

B.     Gramatika
1.      Morf
2.      Morfem
3.      Kata
4.      Frasa
5.      Klausa
6.      Kalimat
Analisis unsure langsungh merupakan metode analisis yang dikembangkan oleh gramatika structural sebagai usaha untuk mengungkap urutan pembentukan konstruksi kebahasaan dan menentukan struktur hierarki pembentukan bentuk bahasa yang lebih besar. Untuk menganalisis konstruksi  sintaksis, terlebih dahulu kita menmahami criteria pemenggalan dalam analisis langsung dan model analisis langsung.

A.    Kriteria pemenggalan unsure langsung
Menurut Parera (1993) dalam bukunya sintaksis memberikan beberapa criteria pemenggalan, tiga diantaranya sebagai criteria yang penting.
1.             Kriteria kohesi internal adalah derajat- derajat konsituen-konsituen yang berfungsi sebagai satu-kesatuan. Misalnya frasa awal masa kanak-kanak atau masa awal kanak-kanak.
2.             Kriteria makna, yaitu kriteria pemenggalan unsur langsung dengan dasar makna yang diacu. Misalnya, frasa buku sejarah baru. Frasa tersebut dapat dipenggal menjadi buku sejarah//baru atau buku//sejarah baru.
3.             Kriteria diversitas internal misalnya frasa di atas lemari. Frasa ini mungkin akan dipenggal menjadi di//atas lemari atau di atas//lemari.
Ada beberapa model analisis unsure langsung diantaranya adalah model dari E. A. Nida yang berupa diagram bercabang dan model dari Rulon Wells yang berbentuk diagram kurung untuk menganalisis unsur langsung dan kalimat:
1.      Model diagram bercabang (E. A. Nida)
Anak      kecil      itu      sedang      membawa      makanan
  


                                                                                                                
2.      Model diagram kurung (Rulon Wells)
((((anak) (kecil)) (itu)) (((sedang) (membawa)) (makanan)))

B.     Penerapan Analisis Langsung
Teknik analisis unsur langsung dapat digunakan baik untuk menganalisis frasa maupun kalimat. Dalam tataran frasa, bila frasa tersebut hanya terdiri dari dua kata, kita tidak akan mengalami kesulitan untuk mengetahui unsur langsungnya, tetapi apabila lebih dari dua kata, kita harus menentukan dengan ketiga kriteria di atas. Untu lebih jelasnya perhatikan contoh penerapan analisis langsung pada tataran frasa dan kalimat.
1.      Kakak saya
2.      Sedang membaca
3.      Sepeda baru adik
4.      Ke rumah kakak
Frasa kakak saya (1) dan sedang membaca (2) hanya dibentuk oleh dua kata. Dengan demikian, kita tidak akan kesulitan untuk menganalisisnya atas konstituen yang lebih kecil. Wujud analisis konstituen tersebut adalah sebagai berikut.

Kakak        saya



Sedang         membaca


Kedua frasa di atas berbeda dengan frasa sepwda baru adik (3) dan kerumah kakak (4). Kedua frasa terbentuk atas tiga kata. Kita akan menganalisis kedua frasa tersebut menjadi sepeda baru/adik dan ke/rumah kakak. Dengan kata lain unsur langsung frasa sepeda baru adik adalah sepeda baru dan adik, sedangkan konstruksi sepeda baru terdiri atas dua konstituen unsur langsung, yaitu sepeda dan baru. Demikian juga halnya dengan analisis unsur langsung pada frasa ke rumah kakak adalah ke dan rumah kakak. Konstruksi rumah kakak juga terdiri atas dua konstituen sebagai unsur langsungnya, yaitu rumah dan kakak. Untuk itu wujud analisis langsungnya dapat dilihat di bawah ini:
Ke            rumah              kakak



Sepeda             baru          adik



3.      Konsep Aliran Transformasi
Aliran ini juga menyatakan bahwa bahasa pada hakikatnya terdiri atas dua lapisan dalam (deep structure) dan lapisan permukaan (surface structure). Dengan kaidah transformasi struktur dalam dapat diubah manjadi struktur permukaan. Kaidah transformasi ini yang kemudian menjadi salah satu cirri khusus aliran transformasi.
Komponen bahasa hanya terdiri atas komponen struktur gatra, transformasi, dan komponen morfofonemik. Dengan kata lain, komponen tata bahasa terdiri atas dua komponen, taitu komponen sintaksis yang berupa struktur gatra dan transformasi serta komponen fonologi.
Kaidah leksikon adalah daftar semua keterangan morfem yang ada dan semua keterangan yang dibutuhkan untuk interprestasi semantic, sintaksis, dan fonologis (Suhardi 1988). Kaidah leksikon harus sudah mencerminkan keterangan-keterangan seperti jenis kata, baik abstrak maupun konkret, walaupun belum diketahui dengan jelas betul leksikon yang ada, termasuk juga sudah tergambar cirri khusus yang membedakan antara morfem yang sejenis.
Komponen tata bahasa selanjutnya adalah komponen semantic. Komponen semantic sangat menentukan interprestasi makna suatu kalimat (Chomsky, 1965). Interprestasi makna sangat berkaitan erat dengan struktur yang dihasilkan komponen sintaksis, sedangkan komponen fonologi diatas menentukan bunyi pada suatu kalimat yang dihasilkan oleh kaidah sintaksis, juga memberi penafsiran atau interprestasi bunyi pada sederetan unsur yang dihasilkan oleh kaidah transformasi.
Secara sederhana kalimat dasar adalah kalimat yang mempunyai seuah padanan farasa lain(mungkin berupa FN, FV, FAdj, FNum, Prep) sebagai pengisi fungsi subjek.


Ciri-ciri kalimat dasar menurut Suparno, 1991:
1.      Lengkap
2.      Simple
3.      Statesmen
4.      Aktif
5.      Positif
6.      Runtut

Ada lima pola kalimat dasar dalam kalimat bahasa Indonesia:
1.      FN1  +  FN2
Ia seorang guru
Pemuda itu pedagang ikan
2.      FN  +  FV
Dokter sedang pergi
Anaknya sedang tidur
3.      FN  +  FAdj
Lukisan itu indah
Baju anak itu kotor
4.      FN  +  FNum
Bukunya dua buah
Anaknya lima orang
5.      FN  +  FPrep
Kakek di kebun
Rumahnya di Jakarta

1.      Kaidah transformasi dan kalimat transformasi
a.       Kaidah transformasi
                                                              i.      Kaidah transformasi
                                                            ii.      Kaidah transformasi penambahan
                                                          iii.      Kaidah transformasi pengurangan
                                                          iv.      Kaidah transformasi pembalikan
                                                            v.      Kaidah transformasi pemasifan
b.      Jenis kalimat transformasi
                                                              i.      Transformasi tunggal
                                                            ii.      KTT pemutasian
                                                          iii.      KTT penambahan
                                                          iv.      KTT penghilangan
                                                            v.      KTT penggantian
                                                          vi.      KTT pasif
                                                        vii.      KTT Tanya
                                                      viii.      KTT perintah

c.       Kalimat transformasi ganda (KTG)
                                                              i.      KTG penjajaran (serial)
                                                            ii.      KTG pemilihan
                                                          iii.      KTG perlawanan

4.      Konsep Aliran Tagmemik
Aliran ini sebenarnya ada dua generasi. Pertama memandang bahwa setiap tagmem hanya mempunyai dua cirri yaitu slot dan kelas. Kedua tagmen mempunyai empat cirri yaitu slot, kelas, peran, dan kohesi.
Konsep tentang takmen berbeda dengan takmen takmen yang digunakan oleh Bloomfield. Tagmem menurut aliran takmimik ada pada setiap struktur gramatikal, baik dalam tataran wacana. Alinea, kalimat, klausa, maupun kata, sedangkan tangmem itu sendiri merupakan bagian dari sebuah konstruksi gramatikal yang memiliki empat macam kelengkapan, yaitu cirri, kelas, peran, dan kohesi.


B.     Laporan
Di dalam proses diskusi yang dilaksanakan oleh kelompok enam (VI), pada tanggal 28 Mei 2012 di ruangan D4, berjalan dengan baik tanpa ada halangan.
Di saat pembukaan PSK, kami menjelaskan materi dengan metode “Dicela” (Diskusi, Ceramah, dan Latihan). Konsep yang kami gunakan adalah konsep menanyakan langsung kepada peserta tentang materi kami melalui kuis yng kami kreasikan bersama-sama. Adapun anggota-anggota yang menilai peserta yang menerima materi adalah:
1.         Ali Nukarta                                                   : Ketua
2.         Kuntoro Pratama Nusantara                         : Sekretaris
3.         Frederikus Meitrik Erik                                : Pembantu sekretaris
4.         Natalia Astria Weni Ruskaltimbar                : Seksi acara
5.         Sitta Apriani                                                 : Seksi acara
Diskusi yang kami pimpin mempunyai konsep sebagai berikut:
1.         Pembukaan, yaitu salam pembuka dan pengenalan awal.
2.         Pembahasan materi PSK yang disampaikan dengan metode Dicela.
a.       Diskusi, pada bagian diskusi ini, materi disampaikan oleh saudara Frederikus Meitrik Erik secara langsung.
b.      Ceramah, pada bagian ini, kami menghimbau kepada semua peserta untuk aktif dalam menyimak penjelasan dan memahami selebaran yang telah kami bagikan.
c.       Latihan, pada proses latihan, kami membuat sistem kuis tanya jawab kepada peserta diskusi dengan metode soal secara lisan yang didahului oleh beberapa clue.
3.         Penjelasan oleh Pembina diskusi oleh bapak Try Hariadi, S.Pd, secara lansung kepada peserta diskusi.
4.         Ujian atau test yang diberikan oleh bapak Try Hariadi, S.Pd secara tertulis yang berisikan penganalisisan kalimat dengan menggunakan tanda panah dan tanda kurung. (dalam proses tersebut membutuhkan waktu yang lama, sedangkan waktu yang tersedia tidak mencukupi, jadi ujian tersebut dijadikan sebagai tugas di rumah dan dikumpulkan pada hari selanjutnya).
5.         Acara tambahan, yang berisikan komentar oleh Pembina diskusi, bapak Try Hariadi, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa materi kelompok enam yang pembahasannya tentang macam-macam teori sintaksis merupakan materi yang agak rumit. Maka dari itu, beliau memberi kejutan dan mengubah sistem Tanya jawab menjadi tertulis.
6.         Penutup, yang berisi salam penutup.



Bab III
Penutup
A.      Kesimpulan:
1.      Konsep aliran dalam sintaksis terdiri dari empat konsep, yaitu tradisional, struktur, transformasi, dan tagmemik.
2.      Menurut kami, persentasi yang kami bawakan kurang mengesankan. Metode, cara penyampaian, serta kuis yang kami buat mengundang beberapa kritik, baik dari Pembina maupun dari peserta diskusi.
B.       Saran:
1.      Untuk Pembina diskusi, bapak Try Hariadi, S.Pd, metode yang bapak berikan sangat cocok untuk mata kuliah sintaksis ini. Kami mengharapkan supaya perjuangan bapak dalam menerapkan metode ini berlaku hingga ke adik-adik tingkat kami.
2.      Untuk para penyaji, kami harapkan agar menggunakan metode lebih baik dan bersemangat dalam mampersentasikan sebuah masalah kepada peserta diskusi.
3.      Untuk para peserta diskusi, kami harapkan supaya bisa lebih menghargai para penyaji yang menyampaikan materi, agar diskusi tersebut bisa mencapai hasil yang maksimal.



Daftar Pustaka
Soeparno. (1985). “Analisis Tagmemik Hierarki Terputar dalam Bahasa Indonesia dalam Jurnal Kependidikan Nomor 1, Vol. 15”. _______________. _______________.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar