KAJIAN
PUISI
KARYA
WAN ANWAR
Analisis
sesuai Irama
“Karang Hantu”
Kemanapun
kepadamu ingin kutunjukkan kerasnya hidup
Pada kata kemanapun nadanya terdengar datar (mentrum), terdengar garang. Pada kata kepadamu
ingin ku tunjukan sajaknya
bertekanan kemudian diikuti kata bertekanan yang terdengar datar. Pada kata kerasnya
hidup terdengar lirih, dan
naik turun (ritme). Maknanya penyair ingin menunjukan betapa keras
kehidupannya, betapa perihnya kehidupan yang dia alami.
matahari
berkali-kali menggelincir dari dekapan
pada kata matahari terdengar
lirih. Pada kata berkali-kali terdengar bersemangat, jelas pada konsonan “r” dan
sama pada kata menggelincir konsonan juga tedengar jelas penekanan nada naik.
Pada kata dari dekapan penekanan nada turun, lirih, dan bertempo lambat.
Maknanya sebuah usaha dan harapan yang sia-sia.
Dan
pagi sering terlalu singkat menghampiri
Pada kata pagi penekanannya artikulasinya
terdengar jelas,dan temponya lambat. Kata sering terlalu singkat berawal dari datar kemudian
penekanannya naik pada akhir kata dan bertempo sedang. Kata menghampiri terdengar datar dan
bertempo lambat. Maknanya
sebuah kesempatan yang sangat sulit untuk didapat.
sebuah kesempatan yang sangat sulit untuk didapat.
Lihatlah
kini deret perahu tertambat
Irama yang terdengar pada kata tertambat jedanya panjang dan
bertempo sangat lambat. Hal itu terbukti ketika pembaca mengucapkan kata
ter-tam-bat. Maknanya menunjukan sebuah tujuan dan menemui halangan dan
rintangan.
drum-drum
kosong
Pada kata drum drum kosong, konsonan “r” terdengar
jelas dan kata kosong penekanannya
terdengar tinggi. Maknanya perut-perut yang kelaparan.
ceceran minyak di dermaga tua
pada kata ceceran tekanan terdengar
naik. Diantara kata minyak dan di dermaga tua terdapat jeda dan
tempo yang lambat. Maknanya rakyat yang terlantar di daerah kumuh.
juga
bau bacin melekat dirumah tua.
Pada kata juga bau bacin, hampir tidak terdsengar adanya
jeda antar kata, dan temponya cepat. Diantara kata bacin – melekat bertempo
lambat, melekat terdengar lirih dan pengucapannya katanya mendesah. Maknanya adalah
sebuah tempat kumuh yang sangat kotor dan baunya tidak enak.
Pasar
seakan baru saja terbakar
Hampir semua kata terdengar datar. Maknanya memberitahukan
akan keadaan yang sangat kacau atau ricuh.
penduduk
sudah sama-sama bangkrut
pada kata bangkrut penekanannya naik tapi ada
nada yang terdengar rendah. Maknanya masyarakat yang sudah tidak mempunyai
apa-apa lagi (bahkan untuk makan saja sangat susah).
mari
susuri bentangan jalan ini
pada
kata mari,
tekanannya turun dan jarak antara kata susuri bertempo agak lambat. Kata bentangan
jalan ini terdengar datar dan lirih. Maknanya, mengajak untuk melihat
keadaan yang memprihatinkan.
aspal berlobang, angkot-angkot letih tanpa
penumpang
penekanan
pada kata aspal, terdengar ditekan kuat dan nadanya tinggi, kemudian
nadanya turun pada kata berlobang. Temponya singkat. Maknanya, daerah yang
buruk atau kumuh, penyair menggunakan kata kiasan dengan arti orang yang
mencari pekerjaan tapi tidak mendapatkan hasil.
Beberapa
orang berlalu lalang, tapi turun dari leluasan langit yang terang benderang.
Pada
kata beberapa orang berlalu lalang penenekanannya halus seakan-akan lemah dan
tak berdaya. Penekanannya mengejut naik pada kata tapi turun dari leluasan langit
yang terang benderang. Maknanya, orang-orang yang kaya tetapi tidak memedulikan
nasib mereka yang terlantar.
Masih
ingin kutunjukkan kepadamu, sisa malam silam
Pada
kata masih terdengar mendesah, konsonan “D” pada kata kepadamu sangat jelas
seolah olah penyair ingin menunjukkan betapa keras hidupnya. Penekanan pada
kata sisa malam silam terdengar sangat lemah seakan tak punya daya dan upaya.
terbenam
di laut yang mulai surut. Kanal-kanal bau busuk
penekanannya
terdengar merintih. Maknanya tidak mampu bangkit dari keterpurukan hidupnya.
Tubuh-tubuh
berdaki, rambut gimbal tak tercukur
Secara
keseluruhan temponya cepat, penekanan konsonan “R” pada kata tercukur
menandakan rintihannya. Maknanya, kehidupan yang tidak terurus.
urat
leher tercekik, perut tipis kekerasan menyempul dari iga dan tulang pipi
terdapat
penekanan pada kata tulang dan ada tempo lambat pada kata pi-pi. Maknanya,
kelaparan karena susahnya mencari makan.
Siapa,
siapa yang kehilangan tanah air,
Penyair membuat pengulangan pada kata siapa. Maknanya, untuk
memperkuat pengertian tentang kehidupan yang tidak mempunyai apa-apa lagi
(tidak punya harta).
hingga
di kota jauh dari jejak kraton, orang-orang turun ke jalan merajut impian,
secara keseluruhan terdengar tempo yang cepat disetiap
ucapannya. Terdapat penekanan pada kata jejak keraton, dan kata merajut impian.
Maknanya, orang-orang pergi meninggalkan kampung halaman demi mencari kehidupan
yang layak.
menggadaikan
para penduduk dan kita di sini,
terdapat penekanan kata pada konsonan “d” dan “g” pada kata
menggadaikan. Penekanan pada kata kita disini terdengar pelan dan mendesah.
Maknanya, kepasrahan karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
seperti
tiga anjing kampung lapar dan galak mengunyah sisa detak,
terjadi penekanan pada setiap kata, bertempo cepat, nadanya
naik tetapi pada kata sisa detak mengejut turun nadanya dan temponya melambat.
Maknanya, keadaan yang mendesak, kelaparan, kekacauan dan lain hal sebagainya
yang melanda jiwa.
kepadamu,
setelah perih yang lain.
Terjadi
penekanan pada konsonan “D” pada kata kepadamu seakan-akan menunjukkan
kemarahan menandai jeritan kesengsaraan hidup.
Ingin
kusodorkan gambar nyata keluarga.
Terjadi
penekanan pada konsonan “T” pada kata nyata. Temponya cepat. Maknanya, menunjukkan
realita yang sesungguhnya terjadi.
namun
jangan kau tulis puisi –kata-kata sakralmu.
Secara
keseluruhan terjadi tempo yang cepat disetiap kata, namun diakhir kalimat tempo
melambat dan nadanya menurun. Maknanya, jangan hanya mengumbar
janji(menunjukkan pada orang-orang yang mampu).
tak
akan pernah mengubah gelap menjadi biru.
Terdapat
tempo lambat pada kata men-ja-di bi-ru. Maknanya, iming-iming belaka itu tidak
akan merubah nasib yang sengsara menjadi bahagia, tanpa ada pembuktian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar