Candra Wibawa 1 (18102517) – Rudinal M 2 (18102XXX)
Sholihun 3 (18102555) - Zulpiandi 4(18102XXX)
Tino 5 (18102XXX) – Zainal 6 (18102414)
Arif Rahman Hakim 7 (18102XXX)
1 Pendahuluan
Peranan internet dalam bidang telekomunikasi meningkat
dengan sangat pesat seiring berkembangnya teknologi.
Dengan kemudahan dan kecepatan
yang diperoleh melalui penggunaan internet, dimana komunikasi dapat dilakukan dimanasaja yang memiliki jaringan internet dan dapat dilakukan
dalam waktu 24 jam , semakin banyak individu
dan perusahaan yang menggunakan internet untuk
mencapai tujuan mereka.
Berdasarkan penelitian ICT Watch tahun
2011 ada 38 juta pengguna Internet,
25 juta Facebooker, 4,6 juta tweeps, 180 juta pengguna ponsel di Indonesia. Meningkatnya
pemakaian internet semakin
mempermudah aliran informasi dan
menyebabkan munculnya banyak pesaing baru dalam
usaha bisnis sehingga persaingan yang
ada menjadi
semakin ketat. Agar dapat
bertahan dalam persaingan, banyak perusahaan
mulai memanfaatkan internet
untuk mendukung proses bisnis mereka
websait menjadi pilihan karena dapat mempromosikan produk yang dapat diakses
oleh masyarakat dunia yang terkoneksi dengan internet, dengan demikian
pemilihan website e-commerce sangat cocok untuk meningkatkan omset perusahaan untuk
dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikaji tentang motif serta
manfaat yang dirasakan oleh perusahaan yang telah menerapkan penggunaan
ecommerce dalam kepentingan bisnis. Melalui penelitian ini diharapkan dapat
diperoleh gambaran yang jelas tentang motif perusahaan dalam menggunakan
e-commerce. Temuan ini sangat penting terutama dalam upaya memberikan informasi
yang lebih jelas tentang dasar pertimbangan dalam menggunakan e-commerce dan
memanfaatkannya sebagai sarana keunggulan bersaing. Dalam penelitian ini
menggunakan beberapa perusahaan sebagai obyek penelitian, yang merupakan
perusahaan yang sudah menggunakan layanan e-commerce yang targetnya langsung
kepada konsumen dimana perusahaan yang peneliti teliti tersebar di kota kota
besar di Indonesia. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah Motif – motif
apa sajakah yang mendorong perusahaan menggunakan e-commerce dalam kepentingan
bisnis dan Manfaat – manfaat apa sajakah yang telah diperoleh jika perusahaan
telah menerapkan e-commerce dalam kepentingan bisnis.
Adapun
beberapa permasalahan yang muncul dalam aktivitas e-commerce di indonesia, antara
lain: (1) Infrastruktur Telekomunikasi di Indonesia masih terbatas dan
harganya masih relatif lebih mahal (2) Pengiriman barang masih ditakutkan
hilang di jalan. Masih banyak “tikus” (3) Ketepatan waktu dalam pengiriman
barang dikarenakan Jangkauan daerah pengiriman barang (4) Kultur dan Kepercayaan Orang Indonesia
belum (tidak?) terbiasa berbelanja dengan menggunakan catalog masih harus
secara fisik melihat / memegang barang yang dijual (5) Kepercayaan antara
penjual & pembeli masih tipis dan kepercayaan kepada pembayaran elektronik
masih kurang dikarenakan penggunaan kartu kredit masih terhambat. Oleh
karena itu dalam penelitian ini akan dikaji tentang motif serta
manfaat yang dirasakan oleh perusahaan yang
telah menerapkan penggunaan e-commerce dalam
kepentingan bisnis. Melalui penelitian ini
diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas
tentang motif perusahaan dalam menggunakan
e-commerce. Temuan ini sangat penting terutama dalam upaya memberikan informasi
yang lebih jelas tentang dasar pertimbangan dalam
menggunakan e-commerce dan memanfaatkannya sebagai sarana
keunggulan bersaing. Sejalan dengan cepatnya
perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan
makin dipacu untuk menggunakan teknologi
yang maju sebagai senjata untuk tetap survive dan
memenangkan persaingan yang kian hari terasa ketat dan keras. Akhir-akhir
ini penggunaan internet yang menjurus
kepada cyberspace kelihatannya akan mendominasi seluruh
kegiatan di atas permukaan bumi di masa kini dan masa datang dan secara
umum akan berubah menjadi alat untuk persaingan antara
perusahaan yang satu dengan yang lainnya.
Ini pun akan membawa dampak yang
sangat besar bagi setiap perusahaan. Dampak pada aspek
persaingan adalah terbentuknya tingkat kompetisi yang semakin
tajam. Globalisasi ekonomi juga membuat perubahan
menjadi konstan, pesat, radikal, serentak, dan
pervasif. Sehingga perusahaan harus memiliki
kemampuan yang cepat untuk beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi sehingga perusahaan akan
mampu bersaing dengan para kompetitornya.
Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan objek penelitian penjual online di
jejaring sosial seperti facebook, twitter dan penjual yang menggunakan website
serta blog. Objek penjual di cari dari yang sudah lama memulai usaha dan
memiliki banyak pelanggan serta penjual yang baru mulai dan merintis usahanya
serta baru sedikit pelanggannya. Penelitian metode deskriptif kuantitatif
dilakukan dengan cara sebagai berikut : (1) melakukan pengamatan perilaku
penjual maupun pembeli online.
(2) Mengenali karakteristik penjual dengan melakukan pengamatan secara
langsung maupun lewat kuesioner dan wawancara. (3) Menganalisa pembeli online alasannya
melakukan transaksi online,
masukan serta evaluasi terhadap transaksi online. Batasan penelitian adalah hanya
membahas mengenai strategi bisnis penjual memasarkan produk secara online dan
mengetahui perilaku pembeli online.
Motif serta manfaat e-commerce dalam
meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan serta meningkatkan daya saing
perusahaan dalam hal ini menjadi sudut pandang dari penulis yang dijadikan
sebagai obyek dalam penelitian ini. Melihat kenyataan tersebut, maka penerapan
teknologi e-commerce merupakan salah satu factor yang penting untuk menunjang
keberhasilan suatu produk dari sebuah perusahaan. Untuk mempercepat dan meningkatkan
penjualan cepat maka dengan melihat perkembangan teknologi informasi yang
sangat pesat tersebut kita dapat memanfaatkan suatu layanan secara on-line yang
berupa e-commerce. Maka tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut : (1) Melakukan analisis terhadap strategi bisnis penjualan online sehingga
nantinya dapat dijadikan sebagai acuan bagi orang yang ingin melakukan
penjualan online
saat ingin melakukan investasi. (2) Mengevaluasi beberapa teknik
strategi bisnis para penjual online.
(3) Mengevaluasi karakteristik pembeli online.
2 Analisa dan Hasil
1. Electronic Commerce (E-Commerce)
Electronic Commerce (e-commerce)
merupakan konsep baru yang bias digambarkan sebagai proses jual beli barang
atau jasa pada World Wide Web Internet (Shim, Quershi, Siegel, Siegel, 2000
dalam buku M. Suyanto, 11, 2003) atau proses jual beli atau pertukaran produk,
jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee,
King, Chung, 2000 dalam buku M. Suyanto,11,2003).
2.
Tinjauan ringkas hasil penelitian sebelumnya
a. Model Bisnis Internet berbasis E-Commerce (sebuah
anatomi)
Penelitian ini dilakukan
oleh B Mahadevan di India pada tahun 2000, penelitian ini dilakukan karena
peneliti merasa bahwa semakin banyak orang yang menggunakan internet sebagai
mediapenghubung antara bisnis dengan konsumen (Bisnis to Customer). walaupun begitu definisi dan
kerangka yang tepat untuk model bisnis berbasis internet belum ada. Peneliti
menemukan 3 (tiga) kerangka dimensi untuk mendefinisikan model bisnis dan
mengaplikasikan ke dalam struktur pasar. Selain itu peneliti berhasil
mengidentifikasi faktor yang pasti dapat menggiring organisasi ke dalam model
bisnis pilihan mereka.
b. Persepsi
penggunaan aplikasi internet untuk pemasaran produk usaha
kecil menengah
Penelitian ini dilakukan
oleh Agustine Eva M.S pada tahun 2007, penelitian ini memaparkan hasil studi
empiris terhadap 30 UKM yang ada di wilayah kabupaten Semarang mengenai
tanggapan mereka dalam hal pemanfaatan aplikasi internet untuk memasarkan
produk yang dihasilkan UKM tersebut. Penelitian ini menggunakan variabel
penelitian proses adopsi aplikasi internet untuk pemasaran produk (E-Commerce),
persepsi terhadap manfaat dan kendalanya. Metode penelitian menggunakan teknik purposive sampling, dan metode
pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner dan in-depth interview, metode
analisis data deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penerapan E-Commerce untuk pengembangan pemasaran
produk UKM di kabupaten Semarang cukup berpeluang. Artinya E-Commerce bias digunakan sebagai media
untuk menyebarluaskan produk UKM beserta seluruh atributnya, sehingga bisa
menjangkau pasar lebih luas, sedangkan untuk transaksi masih dilakukan secara
fisik dalam arti perlu ada pertemuan antara konsumen dan produsen UKM maupun
distributornya.
c. E-Commerce
Pendukung Pemasaran Perusahaan
Penelitian ini dilakukan
oleh Rahmat Hidayat pada tahun 2009, penelitian ini bertujuan untuk
mengenalkanmediaE-Commercekepada perusahaan dalam
memasarkan produk-produknya baik berupa barang atau jasa, Penelitian ini
menggunakan metode pendekatan teoritis dengan mengumpulkan data dari buku-buku
yang berhubungan dengan pemasaran, E-Commerce dan manajemen perusahaan. hasil penelitiannya adalah
memaparkan keuntungan dari E-Commerce
bagi konsumen
dan keterbatasan teknis dari E-Commerce
bagi konsumen.
3. Pembahasan
a. Gambaran Umum Responden penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Safitri
Juanita dari hasil penyebaran kuesioner, observasi, dan wawancara yang
dilakukan lewat internet dari tanggal 27 Mei 2011 sampai dengan 25 Juli 2011.
Penelitian ini menggunakan 2(dua) narasumber yang berbeda, yang pertama adalah
pembeli atau konsumen yang melakukan transaksi, yang kedua adalah penjual atau
pedagang yang berjualan secara digital atau online.
b. Karakteristik Responden
1) Usia Responden
Pada Tabel 1 dapat dilihat frekuensi sampel berdasarkan
usia responden, sampel untuk responden sebagai konsumen penjualan online adalah 60
responden, dan untuk responden sebagai pemilik usaha online adalah 6 responden.
TABEL 1 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN USIA RESPONDEN
Usia
|
Frekuensi
|
|
Konsumen
|
Pemilik
Usaha
|
|
15-20 Tahun
|
5
|
0
|
21-30 Tahun
|
39
|
3
|
31-40 Tahun
|
16
|
3
|
Total
|
60
|
6
|
2)
Jenis Kelamin Responden
Pada
Tabel 2 dapat
dilihat frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin responden.
TABEL 2 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN JENIS
KELAMIN
RESPONDEN
Jenis
Kelamin
|
Frekuensi
|
|
Konsumen
|
Pemilik
Usaha
|
|
Laki-laki
|
26
|
1
|
Perempuan
|
34
|
5
|
Total
|
60
|
6
|
3)
Pekerjaan
Pada Tabel
3 dapat dilihat frekuensi sampel
berdasarkan pekerjaan responden.
TABEL 3 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
PEKERJAAN
RESPONDEN
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
|
Konsumen
|
Pemilik
Usaha
|
|
Ibu Rumah Tangga
|
4
|
2
|
Karyawan Swasta
|
46
|
1
|
PNS
|
4
|
1
|
Wiraswasta
|
6
|
2
|
Total
|
60
|
6
|
c. Hasil
Kuesioner Responden (Konsumen dan Pemilik Usaha Online)
1) Tempat
Responden melakukan transaksi
Pada Tabel 4 terdapat
lokasi yang sering dikunjungi oleh responden (konsumen) saat melakukan
transaksi online,
dan lokasi yang biasa digunakan oleh para pemilik usaha online untuk
berjualan (responden bisa memilih lebih dari satu tempat)
TABEL 4 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
TEMPAT RESPONDEN TRANSAKSI ONLINE
Lokasi
penjualan Online
|
Frekuensi
|
|
Konsumen
|
Pemilik
Usaha
|
|
Facebook
|
18
|
3
|
Twitter
|
0
|
0
|
Blog
|
7
|
4
|
Website
|
32
|
5
|
Forum (kaskus,dll)
|
14
|
2
|
Total
|
71
|
14
|
2)
Jumlah transaksi online
Jumlah
transaksi online yang dilakukan Konsumen dan batas maksimal anggaran belanja
saat transaksi online
diuraikan pada Tabel 5, dari 56 responden hanya 48 responden yang pernah
melakukan transaksi online.
TABEL 5 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
JUMLAH TRANSAKSI ONLINE YANG DILAKUKAN DAN BATAS MAKSIMAL
ANGGARAN
BELANJA SAAT TRANSAKSI ONLINE
OLEH RESPONDEN
Jml
Transaksi Online
|
Frekuensi
|
Jml
Pengeluaran
|
Frekuensi
|
1-5 kali
|
33
|
<500 ribu
|
24
|
6-10 kali
|
12
|
500 – 1 juta
|
3
|
11-12 kali
|
0
|
1 – 2 juta
|
7
|
>15 kali
|
3
|
2 – 5 juat
|
6
|
>5 juta
|
1
|
||
Total Rasponden
|
48
|
Total Responden
|
41
|
3) Pengalaman
responden saat mengalami penipuan.
Berdasarkan
data pada Tabel 6 terdapat 52 konsumen dan 0
pemilik usaha online
yang pernah
mengalami penipuan saat bertransaksi online. Namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari 13 orang reponden (konsumen) yang pernah mengalami penipuan, 5 responden
menyatakan akan tetap melakukan transaksi online kembali dapat dilihat pada Tabel 7.
TABEL 6 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN PENGALAMAN
RESPONDEN TERHADAP PENIPUAN
SAAT BERTRANSAKSI ONLINE
Pengalaman
tertipu
|
Frekuensi
|
|
Konsumen
|
Pemilik
Usaha
|
|
Pernah tertipu
|
52
|
0
|
Tidak pernah tertipu
|
4
|
6
|
Total
|
56
|
6
|
TABEL
7 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN APAKAH KONSUMEN TETAP AKAN MELAKUKAN
TRANSAKSI ONLINE
SETELAH PENIPUAN
Tempat
transaksi Online
|
Frekuensi
|
Alasan
tetap melakukaan transaksi Online
|
Frekuensi
|
Tetap transaksi online
|
5
|
Lebih nyaman
|
5
|
Tidak melakukan transaksi
|
8
|
Lebih cepat, efisien, dan efektif
|
8
|
Alasan lain
|
1
|
||
Total
|
13
|
Total
|
14
|
4) Transaksi yang
disukai oleh konsumen
Transaksi
yang disukai oleh konsumen adalah tradisional dan alasannya dapat di lihat di Tabel 8.
TABEL 8 DISTRIBUSI FREKUENSI
BERDASARKAN TRANSAKSI
YANG DISUKAI RESPONDEN
DAN ALASANNYA
Transaksi
jual beli
|
Frekuensi
|
Alasan
menyukai Transaksi tradisional
|
Frekuensi
|
Tradisional
|
41
|
Aman
|
22
|
Online
|
15
|
Lebih nyaman
|
18
|
Bisa menawar barang
|
24
|
||
Melihat barang langsung
|
40
|
||
Alasan lain
|
2
|
||
Total
|
56
|
Total
|
106
|
5)
Lokasi Pencarian dan Pemasaran Toko online.
Pada
Tabel 9 lokasi pencarian yang
disukai oleh konsumen adalah google, lokasi yang disukai pemilik usaha untuk
memasarkan tokonya adalah jejaring social.
TABEL
9 LOKASI/TEMPAT KONSUMEN MENCARI TOKO ONLINE
DAN LOKASI/TEMPAT PEMILIK
USAHA MEMASARKAN TOKO ONLINE
Lokasi/Tempat
Konsumen
|
Frekuensi
|
Lokasi
Pemilik
Usaha
|
Frekuensi
|
Google.com
|
36
|
Jejaring sosial
|
3
|
Yohoo.com
|
0
|
Forum-fprum
|
1
|
Facebook.com
|
20
|
Wibsite advertisting
|
1
|
Forum (kaskus, detikforum,dll)
|
26
|
Chat (YM, Skype, BBM, dll)
|
0
|
Alasan lain
|
1
|
Cara lainnya
|
1
|
Total
|
13
|
Total
|
14
|
6) Besar Modal Usaha Online.
Besar modal usaha yang
paling banyak di pilih oleh responden untuk usaha penjualan online dalah 500 ribu, ini dapat
dilihat pada Tabel 10. Modal yang murah didukung
oleh biaya operasional yang rendah, ini dapat dilihat dari 6 responden yang
ditanyai tentang kepemilikian toko fisik, 5 responden diantaranya tidak
memiliki toko fisik. Dan pada Tabel
11 juga menyatakan
bahwa pemilik usaha tidak memproduksi sendiri barang yang di jual di toko.
TABEL 10 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
BESAR
MODAL USAHA ONLINE DAN INVENTARIS TOKO
Modal
pertama usaha online
|
Frekuensi
|
Kepemilikan
Toko
Fisik
|
Frekuensi
|
<500 ribu
|
3
|
Punya Toko
|
1
|
500 ribu - 1 juta
|
1
|
Tidak Punya Toko
|
5
|
1 – 5 juta
|
1
|
||
>5 juta
|
1
|
||
Total
|
6
|
Total
|
6
|
TABEL 11 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN BARANG
YANG DIJUAL OLEH
PEMILIK USAHA
Barang
yang dijual
|
Frekuensi
|
Produk sendiri
|
1
|
Bukan Produk sendiri
|
5
|
Total
|
6
|
7)
Jumlah konsumen toko online dan waktu yang diperlukan untuk memasarkan.
Pada
Tabel 12 jumlah konsumen yang dimiliki oleh responden rata-rata adalah 100
hingga 500 orang, waktu yang diperlukan oleh pemilik usaha untuk memasarkan
toko online sekitar 6 bulan.
TABEL 12 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN JUMLAH KONSUMEN
TOKO
ONLINE DAN CARA PEMBAYARAN
Jmlh
Konsumen Toko Online
|
Frekuensi
|
Waktu
yang diperlukan untuk pemasaran
|
Frekuensi
|
<100
|
2
|
0-6 Bulan
|
5
|
100-500
|
2
|
1-2 Tahun
|
1
|
500-1000
|
1
|
||
1000-10.000
|
1
|
||
Total
|
6
|
Total
|
6
|
8)
Cara Pembayaran Transaksi.
Pada Tabel 13 Cara pembayaran transaksi online yang paling
sering digunakan adalah pembeli harus transfer uang, baru kemudian pemilik
usaha mengirimkan barang sesuai pesanan konsumen
TABEL 13 DISTRIBUSI
FREKUENSI BERDASARKAN CARA PEMBAYARAN
Cara
Pembayaran
|
Frekuensi
|
Cash on delivery (COD)
|
2
|
Pembeli transfer uang, barang diantar
|
6
|
Pembeli DP barang,baru diantar
|
0
|
Menggunakan kartu kredit
|
0
|
Total
|
8
|
9)
Alasan Pemilik usaha melakukan penjualan online.
Pada tabel 14 memperlihatkan
alasan pemilik usaha melakukan penjualan online, salah satu alasan yang
paling banyak di pilih responden adalah aplikasi mudah di bangun, serta tidak
punya modal untuk menyewa toko dan menggaji pegawai.
TABEL 14 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
ALASAN RESPONDEN
MELAKUKAN PENJUALAN ONLINE
Alasan
melakukan penjualan online
|
Frekuensi
|
Aplikasi mudah dibangun
|
6
|
Tidak punya modal untuk menyewa took, menggaji pegawai
|
5
|
Bebas biaya operasional
|
4
|
Mengisi wktu luang
|
4
|
Melebarkan jangkauan pemasaran produk
|
3
|
Aliran pendapata baru
|
5
|
Meningkatkan pelayanan kepada konsumen
|
2
|
Alasan lain
|
1
|
Total
|
30
|
10)
Yang disukai konsumen dari toko online
Yang paling disukai konsumen dari toko online pemilik usaha
penjualan online adalah harga produk yang ditampilkan oleh para pemilik usaha online. Dapat dilihat pada Table 15
TABEL15 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
YANG DISUKAI KONSUMEN
DARI
TOKO ONLINE RESPONDEN
Yang
Menarik dari Toko online
Bagi
Pemilik Usaha
|
Frekuensi
|
Kualitas produk yang dijual
|
1
|
Diskon
|
1
|
Keramahan customer servis
|
1
|
Kecepatan pengiriman barang
|
0
|
Harga Produk ditoko anda
|
2
|
Alasan lain
|
1
|
Total
|
6
|
3 Kesimpulan
1.
Berdasarkan Tabel
diatas disimpulkan bahwa konsumen lebih suka berbelanja online di
website dan lebih sering melakukan pencarian toko online di google, sedangkan
pemilik usaha lebih banyak membuka toko online dan melakukan pemasaran toko
online di jejaring sosial seperti facebook, twitter dan situs jejaring sosial
lainnya.
2. Berdasarkan hasil analisa SWOT pada Lampiran 1
disimpulkan :
a.
Strategi (SO) adalah Website penjualan online harus menawarkan produk yang
lebih variatif, harga kompetitif, fasilitas transaksi yang lebih cepat,
efisien, efektif, ramah sehingga konsumen lebih nyaman saat berbelanja dan aman
sehingga tidak khwatir saat ingin menghabiskan uang saat berbelanja online.
Pelayanan yang menyenangkan membuat konsumen ingin menjadi pelanggan tetap
sehingga konsumen dapat memperbanyak jumlah transaksi pembelian online.
b.
Strategi (WO) : Website penjualan online harusnya bekerjasama dengan
lembaga-lembaga keuangan virtual semacam e-bangking, e-stock exchange, dan
e-insurance, sehingga konsumen dapat melakukan transaksi pembayaran dengan aman
dan nyaman, dan jika memungkinkan
untuk meningkatkan keuntungan dari usaha online maka sebaiknya pemilik usaha
online menjual produk yang diproduksi sendiri.
c.
Strategi (ST) : Kualitas produk ditingkatkan, harga kompetitif, mengoptimalkan pelayanan kepada
konsumen sehingga konsumen merasa nyaman, membuka toko sederhana untukk mendukung toko online (bagi yang sudah
memiliki pelanggan banyak), memberikan reward kepada konsumen yang aktif
membeli sehingga konsumen menjadi pelanggan tetap, barang yang dijual secara
online ditampilkan dan di informasikan secara detail sehingga konsumen dapat
merasa nyaman seperti melihat barang secara langsung (transaksi tradisional)
d.
Strategi (WT) : Menjual produk sendiri, walau sederhana, Meningkatkan kualitas
SDM baik karyawan maupun pengelola website, keamanan website ditingkatkan
sehingga konsumen nyaman.
3.
Berdasarkan analisa SWOT tersebut maka dapat disimpulkan bahwa strategi bisnis
penjualan online dapat sukses jika di
dukung oleh kinerjaaplikasi E-Commerce yang optimal mulai dari pemesanan barang, pembayaran sampai
pengiriman barang harusnya dilakukan dengan cepat, murah, aman, dan nyaman.
Kinerja aplikasi E-Commerce juga harus di dukung dengan variatifnya produk yang
dijual di toko online, program-program dari pengelola untuk menarik pembeli
seperti diskon, reward bagi konsumen tetap, dan lain sebagainya, penjualan
online juga dapat berhasil jika kualitas SDM karyawan maupun pengelola situs
penjualan online lebih baik sehingga dapat melayani konsumen dengan baik dan
menciptakaan kesetiaan pelanggan.
4 Daftar Pustaka
M. Suyanto, 2003, Strategi Periklanan pada E-Commerce
Perusahaan Top Dunia, Andi Yogyakarta
Mahadeva, B., 2000, Business Models For Internet Based
E-Commerce An Anatomy, California
Management Review Summer Vol.42 No.4.
Agustine,
Eva., 2007, Persepsi Penggunaan
Aplikasi Internet untuk Pemasaran Produk Usaha Kecil Menengah, Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi (SNATI),16 Juni 2007, hal.16.
Hidayat,
Rahmat., 2009, E-Commerce Pendukung Pemasaran Perusahaan, url:http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/Ed19Jan091241 34.pdf di unduh tanggal 24
Mei 2013.
Juanita, Safitri,
2012, Analisis Strategi Bisnis Penjualan
Online, http://repository.politekniktelkom.ac.id/Publikasi%20Penelitian/KNIP%202012%20Politeknik%20Telkom
P34.pdf di
unduh tanggal 24 Mei 2012
LAMPIRAN 1
TABEL KOMBINASI
STRATEGI SWOT
A.
FAKTOR
INTERNAL
1.
Besar modal pertama usaha online : < 500 ribu
(50%)
2.
Jml konsumen toko online :
a.
<100 orang (33,3%)
b.
100 – 500 orang (33,3%)
3.
Pengalaman penipuan pemilik usaha saat penjualan
online : 100% Tidak pernah tertipu
4.
Waktu yang diperlukan untuk mengenalkan toko
online : 0-6 bulan (83,3%)
5.
Alasan reponden melakukan penjualan online :
a.
aplikasi mudah dibangun (20%)
b.
tidak punya modal untuk menyewa toko, menggaji
pegawai (16,7%)
c.
aliran pendapatan baru (16,7%)
6.
Yang disukai dari toko online milik responden :
a.
harga produk di toko online (33%)
b.
kualitas produk yang toko jual (16,7%)
c.
diskon (16,7%)
7.
Kepemilikan toko fisik : 83% Tidak memiliki toko
selain toko online
8.
Alasan konsumen tetap melakukan transaksi online
walau pernah tertipu :
a.
Lebih cepat, efisien dan efektif (57,1%)
b.
Lebih
nyaman (35,7%)
Weakness (W) :
1.
Menjual produk sendiri : 83% tidak menjual produk sendiri
2.
Cara pembayaran toko online :
3.
Pembeli transfer uang, dan barang diantar (25%)
4.
Cod (cash on delivery) (75%)
A. FAKTOR
EKSTERNAL
Opportunities (O) :
1.
Jumlah transaksi online Konsumen :
a.
1 s.d 5 kali 68,8%
b.
6
s.d 10 kali 25%
c.
> 15 kali 6,25%
2.
Anggaran belanja konsumen saat transaksi
online
a.
Kurang dari 500 ribu 58,5%
b.
1 juta s.d 2 juta 17,1%
c. 2
juta s.d 5 juta 14,5%
Threat (T)
1.
pengalaman penipuan konsumen : 7%
mengalami penipuan
2.
alasan responden tdk melakukan transaksi
online :
a.
tidak percaya 7,1%
b.
lebih suka transaksi tradisional 7,1%
c.
alasan lain 82,1%
3.
transaksi yang disukai oleh konsumen : 73,2%
memilih transaksi tradisional
Strategi (SO) :
Website penjualan
online harus menawarkan produk yang lebih variatif, harga kompetitif, fasilitas
transaksi yang lebih cepat, efisien, efektif, ramah sehingga konsumen lebih nyaman
saat berbelanja dan aman sehingga tidak khwatir saat ingin menghabiskan uang
saat berbelanja online. Pelayanan yang menyenangkan membuat konsumen ingin
menjadi pelanggan tetap sehingga konsumen dapat memperbanyak jumlah
transaksi pembelian online.
Strategi (ST) :
1.
Kualitas produk ditingkatkan,
2.
harga kompetitif,
3.
mengoptimalkan pelayanan kepada konsumen sehingga konsumen merasa
nyaman
4.
membuka toko sederhana utk mendukung toko online (bagi yang sudah
memiliki pelanggan banyak)
5.
memberikan reward kepada konsumen yang aktif membeli sehingga
konsumen menjadi pelanggan tetap
6.
barang yang dijual secara online ditampilkan dan di informasikan
secara detail sehingga konsumen dapat merasa nyaman seperti melihat barang
secara langsung (transaksi tradisiona)
Strategi (WO)
1.
Website penjualan online sebaiknya bekerjasama dengan
lembaga-lembaga keuangan virtual semacam e-bangking, e-stock exchange, dan
e-insurance, sehingga konsumen dapat melakukan transaksi pembayaran dengan
aman, nyaman, dan cepat sehingga menguntungkan penjual juga konsumen
2.
jika memungkinkan untuk meningkatkan keuntungan dari usaha online
maka sebaiknya pemilik usaha online menjual produk yang diproduksi sendiri.
Strategi (WT) :
1.
Menjual produk sendiri, walau sederhana
2.
Meningkatkan kualitas sdm baik karyawan maupun pengelola website
3.
keamanan website ditingkatkan sehingga konsumen nyaman, aman dan
cepat saat bertransaksi
4.
memberikan asuransi kepada barang yang dibeli oleh konsumen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar