Bab I
Pendahuluan
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Di dalam membuat sebuah penelitian,
tentunya seorang peneliti harus mempunyai sebuah kerangka berfikir atau
rancangan penelitian. Rancangan tersebut harus sudah dipahami dengan benar
karena merupakan syarat untuk meneruskan penelitiannya ke tingkatan yang lebih
rumit. Bada butir-butir pembahasan ini akan dijelaskan mengenai langkah awal
yang harus diambil oleh peneliti untuk melakukan penelitian dengan baik dan
benar. Jika pada awal penelitian sudah tepat,m kita akan lebih merasa terbantu
untuk meneruskannya. Tetapi jika salah dalam pengambilan langkah awal, maka
akan terasa sulit dalam menjelaskan selanjutnya.
B.
Masalah
1.
Bagaimana membuat sebuah penelitian
dengan memperhatikan tinjauan kritis?
2.
Bagaimana cara peneliti menghubungkan
setiap bagian-bagian kerangka penelitiannya?
C.
Tujuan
1.
Bisa membuat sebuah penelitian dengan
memperhatikan tinjauan kritis.
2.
Bisa menghubungkan setiap bagian-bagian
kerangka penelitiannya
D. Manfaat
1. Manfaat
Teoritis
a. Bisa
mengoreksi dan memahami sebuah penelitian
b. Bisa
membuat penelitian dengan baik dan benar
2. Manfaat
Praktis
a. Bisa
mengajarkan kepada peserta didik tentang cara membuat sebuah penelitian.
b. Bisa
menilai dan menguji sebuah penelitian dengan melihat tinjauan kritisnya.
Bab II
Pembahasan
A.
Langkah-langkah
Penelitian Rancangan Usaha Penelitian
Kerja penelitian
seorang ilmuwan yang
didominasi oleh sikap
yang kritis memperlihatkan fase-fase
berpikir sebagaimana yang
dikemukakan oleh Dewey (dalam
Nazir, 1983:73), yaitu:
1. Mengetahui
adanya masalah,
2. Mengidentifikasi masalah,
3. Memperkirakan
alat untuk memecahkan masalah, seperti teori,
4. Inventarisasi
dari pengolahan data sebagai bukti, dan penyimpulan.
1. Latar
Belakang Masalah
Bagian latar belakang pada
dasarnya mengemukakan:
1. Alasan
mengapa penelitian itu
perlu dilaksanakan,
2. Relevansi penelitian
itu dengan
penelitian-penelitian lain,
3. Apa
perbedaan penelitian itu dengan penelitian serupa yang telah dilaksanakan,
4. Informasi lain
apa yang berkaitan dengan penelitian itu.
2. Identifikasi
Masalah
Perumusan masalah
atau identifikasi masalah
adalah pangkal dari penelitian dan
merupakan langkah penting
yang cukup sulit
dalam penelitian ilmiah.
Kesulitan yang dimaksud menyangkut kemampuan
mengorganisasikan masalah secara logis, sistematis, dan fungsional. Tujuan
dari identifikasi masalah
(pemilihan dan perumusan)
dalam kegiatan penelitian sastra
adalah untuk:
1. Mengorganisasikan secara
logis,
2. Pemusatan penelitian
3. Peletak dasar
Menurut
Nazir (1985: 134-135), ciri-ciri masalah
yang baik adalah:
1. Masalah yang dipilih
harus mempunyai nilai
penelitian,
2. Masalah yang dipilih
harus mempunyai fisible,
3. Masalah yang dipilih
harus sesuai dengan kualifikasi
si peneliti.
3. Tujuan
Penelitian
Tujuan pokok
penelitian adalah untuk
menemukan atau menggali, mengembangkan, dan menguji teori
atas sejumlah data
yang digunakan dalam
penelitian. Tujuan
penelitian merupakan penjabaran
rill dari rumusan masalah yang
akan dipecahkan melalui
kegiatan analisis data.
Secara ideal, tujuan penelitian harus mewadahi
seluruh masalah yang telah dipilih dan
dirumuskan.
4. Landasan
Teori
Teori adalah
seperangkat construct (konsep yang
saling berhubungan),
rumusan-rumusan dan preposisi
yang menyajikan suatu
pandangan yang sistematis suatu
fenomena dengan menspesifikasikan hubungan-hubungan antarvariabel dengan
tujuan untuk menjelaskan
dan memprediksi gejala (Kerlinger dala m Pradopo, 2001:2).
Adapun Ratna ( 2004: 94-95) menya takan,
sebagai akumulasi konsep, teori
tidak harus dipahami
secara kaku. Aspek
statisnya adalah konsep-konsep
dasar yang membangun sekaligus membedakan
suatu teori dengan
teori yang lain. Aspek-aspek dinamisnya
adalah konsep-konsep dasar
itu sendiri sesudah dikaitkan dengan hakikat
objeknya. Analisis sastra kontemporer
jelas model analisis yang
dimaksud tidak sesuai dan tidak diperlukan sebab prinsip-prinsip poststrukturalisme
mempersaratkan pemahaman yang
tidak harus dilakukan melalui
suatu kerangka analisis yang sudah baku.
5. Metodologi
Yang
dimaksud metolodologi dalam
kepentingan penyusunan penelitian
dan menjadi bagian dari tahap penyusunan tersebut terbagi ke dalam dua wilayah
pengertian, yaitu :
1. Metode
yang digunakan sebagai alat
2. Metode kajian
yang mengindikasikan adanya kerja bersistem
Djajasudarma (1993:
57-58) dalam pespektif
linguistik menyebutkan bahwa
metode kajian adalah cara kerja yang bersistem di dalam bahasa dengan bertolak dari
data yang dikumpulkan
(secara deskriptif) berdasarkan
teori (pendekatan) linguistic, sejalan
dengan uraian di atas, maka
metode dalam kajian
sastra pun mengarahkan pada penjelasan teknis
baga imana tujuan penelitian
dapat ditempuh berdasarkan pembahasan
yang teroganisir, siste matik,
padu, dan menyeluruh melalui
teknik pemupuan data,
pemilihan, dan pengolahan data secara tepat dan memadai. Nazir (1985:
422-440) menyebutkan beberapa jenis hubungan yang perlu diketa hui
dari variabel penelitian. Hubungan
variabel yang dimaksud adalah:
1. Hubungan
simetris
2. Hubungan
asimetris
3. Hubungan
timbal balik
B.
Kemampuan
Menguraikan Latar Belakang Masalah dan Identifikasi Masalah
pangkal dasar
sekaligus kesulitan mendasar
yang ditemui peneliti dalam sebuah
rancangan usula n penelitian sastra
ada lah menemukan masalah yang layak diangkat dalam sebuah penelitian sesungguhnya. Dalam
menyusun rancangan usulan penelitian,
idealnya penelitian diawali dari sejumlah masalah yang ditemukan setelah proses
membaca dan memahami objek
materia l (karya sastra). Masala
h-masalah yang dimaksud
tentunya berpangkal dari
kepekaan literer dan teoritik peneliti saat menghadapi objek penelitian.
Akan tetapi bagi
peneliti yang memanfaatkan
kepekaan literer dan kemampuan
teoretiknya secara baik, dimungkinkan dari hasil pengamatan dan pemahamannya terhadap
objek berbentuk karya
sastra akan menghasilkan banyak masalah.
masalah dari seluruh
masalah yang telah
dihimpun untuk dijadikan
dasar penelitiannya.
C.
Kemampuan
Menjabarkan Tujuan Penelitian
Seperti telah disinggung
pada uraian sebelumnya,
penjabaran tujuan penelitian erat
kaitannya dengan identifikasi
masalah. Penjabaran tujuan penelitian harus
berpangkal pada identifikasi
masalah yang telah
disusun. Penjabaran tujuan penelitian di atas tampak terlalu umum dan
belum mengarah kepada kepentingan pendeskripsian secara cermat dan mendetail.
Kepentingan yang dimaksud adalah
mengeksplisitkan sejumlah tujuan
berdasarkan pembatasan masalah. Dalam hal ini, hal-hal yang harus
dicermati:
1. Tujuan pertama
yang menyangkut pendeskripsian
masalah-masalah yang ada dalam
kedua novel harus
dieksplisitkan secara spesifik,
2. Tujuan
kedua yang menyangkut pendeskripsian struktur yang terbentuk dari kedua
novel perlu dieksplisitkan
secara spesifik.
3. Tujuan
ketiga yang menyangkut pengungkapan keterjalinan antarunsur hendaknya dispesifikasikan ke
dalam penjabaran,
4. Tujuan
keempat yang menyangkut penelusuran tema dan amanat hendaknya dijabarkan pada
kepentingan pembicaraan menyeluruh.
D.
Kemampuan
Menyajikan Landasan Teoretis
Sejalan dengan
tanggapan pada tingkat
keberhasilan penyusunan rancangan usulan
penelitian pada materi
sebelumnya, pada langkah penyusunan Landasan Teori, ketersediaan
objek formal (kajian struktural) mengarahkan
peneliti untuk secara
tepat memilih landasan teori yang akan digunakan. Ketersediaan
yang dimaksud adalah:
1. Kajian
struktural objektif
2. Kajian
struktural genetic
3. Kajian
struktural naratif
4. Kajian
struktural dinamik
E.
Kemampuan
Menyajikan Metode
Kemampuan menguraikan secara tepat
di dalam subbab metodologi pun kurang memadai. Kekurangan yang dimaksud adalah keterba tasan
uraian yang tidak menjangkau ilustrasi
metodis menyangkut:
1. Metode
Deskriptif
Walaupun secara
jelas peneliti mendeskripsikan definisi metode tersebut, tetapi
tidak ditindaklanjuti dengan uraian
yang mengarah kepada bagaimana metode ini akan dijalankan dalam
penelitian dan pencapaian yang dimungkinkan bisa
secara nyata menunjukkan
hubungan fungsional dengan tujuan
penelitian.
2. Metode
Kajian
Metode yang
digunakan dalam kajian
ini adalah metode struktural dengan
pendekatan obje ktif. Struktural
adalah sebuah karya atau
peristiwa di dalam masyarakat
menjadi keseluruhan karena
ada timbal balik antarunsur. Bertujuan
untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam
mungkin keterkaitan dan keterjalinan
semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan kemenyeluruhan
(Teeuw, 2003:112)
Adapun data
yang dikaji berpusat kepada:
a. masalah
(bahan tematik) menjadi dasar
penceritaan novel,
b. struktur cerita,
c. keterjalinan
antarunsur dalam novel,
d. tema
dan amanat.
Bab III
Penutup
Penutup
A.
Simpulan
a. Dalam
membuat sebuah penelitian harus memperhatikan dengan benar tentang kerangka
serta judul-judul subbab tersebut.
b. Dari
kesemua subbab penelitian ternyata mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
B.
Saran
a. Buatlah
sebuah penelitian dengan memperhatikan kerangka subbab dengan benar
b. Buatlah
sebuah penelitian menjadi menarik dengan keteratuan serta ke keserasian yang
tinggi.
Daftar Pustaka
Hudayat,
Asep Yusuf. (2007). Metode Penelitian
Sastra. Bandung.
Kutha Ratna, S.U, Prof. Dr. Nyoman.
(2004). Teori, Metode, dan Teknik
Penelitian Sastra. Pustaka Belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar